Powered By Blogger

Kamis, 09 Mei 2013

Sholat Dhuha

Bacaan Sholat Dhuha
Terdapat sebuah hadis yang menganjurkan untuk membaca surat As Syams pada rakaat pertama dan membaca surat Ad dhuha pada rakaat kedua. Hadis tersebut berbunyi:
صلوا ركعتي الضحى بسورتيها : (والشمس وضحاها) ، و (الضحى).
“Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.”
Dalam riwayat yang lain terdapat tambahan: “Barangsiapa yang mengamalkannya maka dia diampuni.”
Hadis di atas diriwayatkan oleh Ar Ruyani dalam Musnad¬-nya dan Ad Dailami (2:242) dari jalur Musyaji’ bin ‘Amr. Hadis ini juga disebutkan oleh Al Hafidz Ibn Hajar dalam Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari dan tidak dikomentari. Beliau hanya menyatakan bahwa bacaan surat tersebut ada kesesuaian bacaan dengan shalat yang dikerjakan. Namun yang benar, hadis di atas adalah hadis palsu. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Al Albani, beliau mengatakan: “Hadis ini palsu, cacatnya ada pada Musyaji’ bin Amr. Ibn Ma’in berkomentar tentang Musyaji’: “yang saya tahu dia (musyaji’) adalah seorang pendusta.” (Silsilah Hadis Dhaif dan Palsu, hadis ke-3774).
Hadis ini juga didhaifkan oleh Al Munawi dalam Faidlul Qodir dengan alasan adanya perawi yang bernama Musyaji’ bin Amr. Imam Ad Dzahabi dalam Ad Dlu’afa’ mengatakan dengan menukil perkataan Ibn Hibban: “Dia memalsukan hadis dari Ibn Lahi’ah dan dia adalah dhaif.” (Faidlul Qodir, 4:201).
Dari dua penjelasan ini, dapat diambil kesimpulan dengan yakin bahwa hadis yang menganjurkan shalat dhuha dengan bacaan tertentu adalah hadis dhaif. Artinya tidak ada anjuran untuk mengkhususkan shalat dhuha dengan bacaan tertentu, baik di rakaat pertama, rakaat kedua, maupun doa setelah shalat dhuha.
Dalam masalah ini, terdapat satu kaidah terkait masalah ibadah yang penting untuk diketahui:
“Membatasi setiap ibadah yang sifatnya mutlak dengan tata cara tertentu –misalnya waktu, tempat, bacaan, jumlah, dan yang lainnya- tanpa ada keterangan dalil yang shahih termasuk salah satu bentuk bid’ah.” (Qowa’id Ma’rifatil Bida’, Hal. 52)
Karena hadis yang dijadikan dalil untuk menetapan dua surat di atas adalah hadis palsu maka tidak selayaknya dijadikan pegangan untuk mengkhususkan bacaan tertentu dalam shalat dhuha. Karena hadis palsu bukanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sementara mengkhususkan bacaan tertentu untuk ibadah yang sifatnya umum (tidak ditentukan bacaannya) padahal tidak ada dasarnya, termasuk salah satu perbuatan bid’ah. Wallahu a’lam.
As Syaikh Ibn Baz rahimahullah pernah ditanya tentang bacaan surat As Syamsi dan Ad dhuha ketika shalat dhuha. Beliau menjawab:
“Adapun yang sesuai sunah, engkau membaca surat yang mudah menurutmu setelah membaca Al Fatihah. Dalam bacaan tersebut tidak ada batasan tertentu, karena yang wajib hanya Al Fatihah sedangkan tambahannya adalah sunah. Maka jika setelah Al Fatihah engkau membaca surat As Syamsi, Al Lail, Ad dhuha, Al Insyirah, dan surat-surat yang lainnya, ini adalah satu hal yang baik.” (Majmu’ Fatawa dan Maqalat Ibn Bazz, 11).

Doa setelah sholat dhuha

ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHALIHIN.


Surat asy syams

Waalsysyamsi wadhuhaahaa, waalqamari idzaa talaahaa, waalnnahaari idzaa jallaahaa, waallayli idzaa yaghsyaahaa, waalssamaa-i wamaa banaahaa, waal-ardhi wamaa thahaahaa, wanafsin wamaa sawwaahaa, fa-alhamahaa fujuurahaa wataqwaahaa, qad aflaha man zakkaahaa, waqad khaaba man dassaahaa, kadzdzabat tsamuudu bithaghwaahaa, idzi inba'atsa asyqaahaa, faqaala lahum rasuulu allaahi naaqata allaahi wasuqyaahaa, fakadzdzabuuhu fa'aqaruuhaa, fadamdama 'alayhim rabbuhum bidzanbihim fasawwaahaa, walaa yakhaafu 'uqbaahaa.
 
SURAT AD-DHUHA 93 (11) AYAT 1-11 TEKT/LIRIK

 Audzubillahi minasyaitan nirrajim
Bismillahirrahmanirrahiim

1. Wadhdhuhaa
2. wallayli idzaa sajaa
3. Taa wadda'aka rabbuka wamaa qalaa
4. walal-aakhiratu khayrun laka mina l-uulaa
5. Walasawfa yu'thiika rabbuka fatardaa
6. Alam yajidka yatiiman faaawaa
7. Wawajadaka daallan fahadaa
8. Wawajadaka 'aa-ilan fa-aghnaa
9. Fa-ammaa lyatiima falaa taqhar
10.Wa-ammaa ssaa-ila falaa tanhar
11.Wa-ammaa bini'mati rabbika fahaddits
 
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

1.  Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
2.  dan demi malam apabila telah sunyi,
3.  Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu ,
4.  dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan .
5.  Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.
6.  Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.
7.  Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung , lalu Dia memberikan petunjuk.
8.  Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
9.  Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
10. Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.
11. Dan terhadap ni'mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).

Al kafirun

Qul yaa ayyuhaa alkaafiruuna, laa a'budu maa ta'buduuna, walaa antum 'aabiduuna maa a'budu, walaa anaa 'aabidun maa 'abadtum, walaa antum 'aabiduuna maa a'budu, lakum diinukum waliya diini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar