Powered By Blogger

Kamis, 09 Mei 2013

GOOD CHARLOTTE - KEEP YOUR HANDS OFF MY GIRL LYRICS

Let the record play 
Let the record play  
Let the record play
 
The way that you dance 

The way that you move 
The way that you stare at me  
Across the room
 
You carry Dior bags  

And you got your Chanel 
You wear Louis Vuitton, HG and YSL
 
Now I got Bathing Ape, I got DCMA  

I got brass knuckles hanging 
From my neck in my chain
 

I got a model 26  
But she stays in her place I got a Kershaw neatly Tucked inside in my waist
And the record keeps playing  

The same old song The hipsters been muggin' on me all night long
 

They say, aha, ahha Keep your hands off my girl Keep your hands off my girl
They say, aha, ahha But the record keeps playing The same old song
They say, aha, ahha Keep your hands off my girl Keep your hands off my girl
 

Now she sweating my friends And my hurricane shoes She likes the records I spin My Adam Barton tattoos
But she can't say what's up So what does she do She just stays posted up The other side of the room
I got AMC tattooed on my hand I got black wall street on a black bandanna
And the record keeps playing The same old song The hipsters been muggin' on me all night long
 

They say, aha, ahha Keep your hands off my girl Keep your hands off my girl
They say, aha, ahha But the record keeps playing The same old song
They say, aha, ahha Keep your hands off my girl Keep your hands off my girl
 

She, she, she don't wanna talk about it He, he, he wants to fight about Me, me, I don't wanna fight about it And I just wanna be about it I'm just trying to stay out of it
Step out the wagon You know the boy starts to hate The girl that came with him Less like that's not the boy she dates
 

They get to fighting and swearing And now the boyfriend is staring The disco ball on the ceiling Looks like the chain that I'm wearing But the music keeps playing
I got brass knuckles hanging From my neck in my chain I got brass knuckles hanging From my neck in my chain
 

And the record keeps playing The same old song The hipsters been muggin' on me all night long
They say aha, ahha Keep your hands off my girl Keep your hands off my girl
And the record keeps playing The same old song The hipsters mean muggin' on me all night long
 

They say aha, ahha Keep your hands off my girl Keep your hands off my girl
You carry Dior bags And you got your Chanel You wear Louis Vuitton, HG, and YSL
Now I got Bathing Ape, I got DCMA I got brass knuckles hanging From my neck in my chain I got brass knuckles hanging From my neck in my chain

GEOLOGY IS RAD - JAMAICA COASTAL



SUKSES DAN KECERDASAN

Kecerdasan secara umum dipahami pada dua tingkat. Pertama, kecerdasan sebagai suatu kemampuan memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kedua, kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problems solved) dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah.

Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas, akan mampu memilih strategi pencapaian sasaran yang lebih baik dari orang yang kurang cerdas. Artinya orang cerdas mestinya lebih sukses dari orang yang kurang cerdas.

Yang sering membingungkan ialah kenyataan adanya orang yang kelihatan tidak cerdas (sedikitnya di sekolah) ternyata kemudian tampil sukses, bahkan lebih sukses dari rekan-rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya.

Sepuluh Elemen Sukses

Ada dua alasan mengapa hal di atas terjadi. Pertama, bahwa kecerdasan memang bukan satu-satunya elemen sukses. John Wareham (1992), umpamanya, mengatakan ada sepuluh unsur pokok untuk menjadi sukses yaitu:

(1) kemampuan menampilkan "persona" (topeng) diri yang tepat,
(2) kemampuan mengelola energi diri yang baik,
(3) kejelasan dan kesehatan sistem nilai pribadi dan kontrak-kontrak batin,
(4) kejelasan sasaran-sasaran hidup yang tersurat maupun yang tersirat,
(5) kecerdasan yang memadai (dalam arti penalaran),
(6) adanya kebiasaaan kerja yang baik,
(7) keterampilan antarmanusia yang baik,
(8) kemampuan adaptasi dan kedewasaan emosional,
(9) pola kepribadian yang tepat dengan tuntutan pekerjaan, dan
(10) kesesuaian tahap dan arah kehidupan dengan espektasi gaya hidup.

Dale Carnegie (1889-1955), bahkan tidak menyebutkan kecerdasan secara eksplisit (dalam pengertian umum) sebagai elemen keberhasilan. Ia mengatakan bahwa untuk berhasil dibutuhkan sepuluh kualitas yaitu:

(1) rasa percaya diri yang berlandaskan konsep diri yang sehat,
(2) keterampilan berkomunikasi yang baik,
(3) keterampilan antarmanusia yang baik,
(4) kemampuan memimpin diri sendiri dan orang lain,
(5) sikap positif terhadap orang, kerja, dan diri sendiri,
(6) keterampilan menjual ide dan gagasan,
(7) kemampuan mengingat yang baik,
(8) kemampuan mengatasi masalah, stres, dan kekuatiran,
(9) antusiasme yang menyala-nyala, dan
(10) wawasan hidup yang luas.

Jadi jelaslah bahwa kecerdasan, yang biasanya diukur dengan skala IQ, memang bukan elemen tunggal atau tiket menuju sukses. Perlu dicatat di sini bahwa John Wareham menyimpulkan hal di atas sesudah ia mewawancarai puluhan ribu calon eksekutif dan mensuplai ribuan eksekutif ke banyak perusahaan, dalam peranannya sebagai "head hunter".

Dale Carnegie juga tiba pada kesimpulannya sesudah ia mewawancarai banyak tokoh sukses kontemporer pada jamannya dan sesudah membaca ribuan biografi dan otobiografi orang-orang sukses dari segala macam lapangan kehidupan.

*Tujuh Macam Kecerdasan*
Kedua, kecerdasan umumnya yang kita mengerti sangat sempit, yaitu hanya berkaitan dengan daya ingat, logika, atau penalaran. Dr. John Elliot, seorang profesor pendidikan pada jurusan pengembangan (kecerdasan) manusia dari Maryland University, dalam sebuah kesempatan seminar yang pernah diadakan di Jakarta, membahas adanya tujuh macam kecerdasan yaitu:

*Kecerdasan Fisikal*: Kecerdasan ini tampil dalam bentuk kinerja (performance) fisik manusia, seperti pada diri atlet umpamanya. Mereka yang unggul dalam kecerdasan fisikal ini mampu mendayagunakan fisik mereka pada taraf yang mengherankan pada orang-orang biasa. Olahragawan, pelukis, pengukir, penulis indah, pemain sirkus, dan penari adalah kelompok-kelompok manusia yang cerdas fisiknya.

*Kecerdasan Ruang-Waktu*: Kecerdasan ini membuat seseorang selalu sadar akan posisi relatifnya dalam koordinat ruang-waktu. Orang yang tidak cerdas ruang, tetap bingung akan jalan-jalan di Jakarta, walaupun sudah puluhan tahun tinggal di Jakarta. Orang yang tersesat, yakni orang yang mengalami disorientasi ruang, termasuk pula pada golongan tak cerdas ruang. Sebaliknya pilot, nakhoda, penyelam, penjelajah alam, pemain bulu tangkis, adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan ruang yang tinggi. Demikian juga arsitek, insinyur, ahli geometri, fisikawan dan sejarawan.

*Kecerdasan Penalaran*: Inilah kecerdasan yang secara umum dikenal luas sebagai kecerdasan. Orang ini mampu memahami relasi antarbagian dalam realitas yang disadarinya dan karena itu ia produktif membuat kesimpulan-kesimpulan. Kecerdasan macam ini juga termasuk kemampuan berpikir logis dan matematis.

*Kecerdasan Verbal*: Anak kecil yang sudah pandai berceloteh dan memiliki vocabulary yang mengherankan pastilah cerdas secara verbal. Orang-orang yang cari makan dengan mengandalkan kepiawaian mulutnya, seperti guru, pengacara, instruktur, orator, master of ceremony, penyiar radio, komentator olahraga, termasuk penulis, reporter, dan penyiar adalah golongan orang-orang cerdas verbal. Orang-orang ini mampu mengekspresikan diri, pikiran, dan perasaannya lewat rangkaian kata-kata.

*Kecerdasan Sosial/Emosional*: Orang yang cerdas secara sosial seolah-olah mampu membaca orang dengan akurat. Dan bisa mengetahui persis apa isi hati, suasana hati, dan keinginan orang lain. Karena itu, ia dapat dengan mudah menyesuaikan diri, mengambil hati, mempengaruhi, dan termasuk memimpin orang lain. Konflik antarpribadi, pertengkaran, ketakharmonisan hubungan, dan semacamnya, banyak berpangkal pada ketakcerdasan sosial yang bersangkutan.

*Kecerdasan Musikal*: Kecerdasan ini membuat seseorang mampu memahami, menghayati, dan mengekspresikan nada, irama, dan suara dalam bentuk musikal yang estetik. Musikus dalam segala bentuknya, termasuk seniman pada umumnya, tentulah termasuk kaum cerdas musikal.

*Kecerdasan Etis-Spiritual*: Orang cerdas di bidang ini mampu mengerti hal ikhwal spiritual. Tidak saja dalam pengertian bahwa ia memahami dunia spiritual, tapi lebih pada kemampuannya menampilkan sikap dan praktik hidup yang harmonis dengan nilai-nilai fundamental yang secara tajam diketahuinya. Hati nuraninya bening, suara batinnya tajam, dan mata hatinya awas dalam membedakan apa yang baik dari yang tidak baik, dan membedakan apa yang baik, yang terbaik, dan yang sempurna. Orang
yang unggul di bidang ini pada akhirnya menampilkan diri sebagai pribadi yang bijak bestari, penuh hikmat, agung, dan berwibawa.

Menurut Prof. Elliot, semua manusia memiliki ketujuh macam kecerdasan ini dengan kombinasi kualitas yang berbeda dari orang ke orang. Dengan demikian mudah dipahami adanya kenyataan yang kita lihat seperti orang yang goblok ruang tapi cerdas musikal, dosen jenius matematika tapi sontoloyo dalam mengajar.

Di lain pihak kita juga dapat menjumpai orang multi cerdas: pintar bergaul, jenius fisika, piawai main biola, luhur budi pekerti, serta canggih dalam mengajar. Einstein konon termasuk dalam kategori ini.

Jika kita bandingkan tujuh macam kecerdasan di atas dengan sepuluh kunci sukses menurut Wareham dan Carnegie, tampaklah bahwa banyak di antaranya merupakan fungsi dari salah satu kecerdasan tersebut. Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan suatu elemen kunci untuk berhasil, karena dengannya kita dimampukan untuk mengenal teritori permainan, diri kita sendiri, mitra tanding kita, aturan permainan, serta jebakan-jebakan pertandingan yang lazim. Olehnya kita juga mampu menyusun strategi permainan yang membawa kita kepada kemenangan akhir.
Namun tetap perlu kita catat, kecerdasan bukanlah segalanya. Masih ada hal-hal lain yang bukan termasuk kategori kecerdasan pada daftar Wareham dan Carnegie.

*Petunjuk Meningkatkan Kecerdasan*

Sebelum kita lihat beberapa cara untuk meningkatkan kecerdasan yang tujuh macam tersebut, ada baiknya kita lihat dahulu struktur kecerdasan tersebut yang terdiri dari dua bagian:

Bagian pertama ialah informasi atau pengetahuan itu sendiri. Ini kita peroleh melalui pengalaman dan pendidikan.

Bagian kedua ialah mengolah informasi, terdiri dari penalaran, penilaian, dan kreativitas. Mudah dipahami, memang sebagian kecerdasan, kita warisi secara genetis. Warisan semacam ini umumnya kita sebut sebagai bakat. Tetapi bagian terbesar dari kecerdasan adalah hasil usaha. John Dewey mengatakan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang kita miliki dan tak berubah selamanya, melainkan kecerdasan adalah suatu proses pembentukan yang berkesinambungan, dan untuk mempertahankannya diperlukan semacam kewaspadaan untuk mengamati kejadian-kejadian, keterbukaan untuk belajar, dan keberanian untuk menyesuaikan diri.

Jadi untuk meningkatkan kecerdasan, kita perlu menambah pengetahuan dan berlatih memproses pengetahuan itu lewat kegiatan kreatif, kegiatan menalar, dan kegiatan mengevaluasi atau menilai. Dari penjelasan yang sederhana ini maka beberapa hal di bawah ini akan menolong kita untuk meningkatkan kecerdasan kita:

*/1. Mengadakan evaluasi diri./*
Meneliti kekuatan dan kelemahan diri sendiri, tepatnya menyusun peringkat kecerdasan kita, yang mana dari yang tujuh tersebut paling kuat, kedua paling kuat, dan seterusnya.

/*2. Menetapkan cita-cita atau sasaran hidup.* /
Cita-cita yang jelas akan membangkitkan semangat dan antusiasme.
Cita-cita yang memikat bagi diri sendiri mampu melahirkan daya juang.
Semangat, antusiasme, dan daya juang adalah tiga serangkai yang membuat kita produktif belajar dengan demikian kecerdasan kita diasah. Dari sekian banyak cita-cita, maka salah satunya ialah kita harus mencita-citakan menjadi orang cerdas dan ingin dikenal orang sebagi orang cerdas.

/*3. Membangun suatu kebiasaaan hidup cerdas*,/ 
umpamanya membaca, berdiskusi, olah pikir, olah rasa, dan olah raga.

/*4. Membangun sikap keterbukaan-kritis*. /
Sikap terbuka membuat kita mampu menerima ide-ide baru, ilmu-ilmu baru, dan pengertian-pengertian baru. Tapi jangan terlalu terbuka supaya kita masih mungkin membuat sintesa dari pertemuan sejumlah ide-ide yang berlainan. Jadi kita juga harus kritis, artinya mampu mempertanyakan apa saja yang memasuki alam pikiran kita. Tapi jangan terlalu kritis yang membuat kita jadi tertutup, kaku, dan merasa benar sendiri. Yang pas adalah terbuka dan kritis.

/*5. Membangun suatu sikap belajar positif terhadap apapun yang kita alami.* /
Pengalaman, kata Aldous Huxley, bukanlah peristiwa-peristiwa yang menimpa kita, melainkan apa yang kita lakukan terhadap peristiwa-peristiwa itu. Hanya dengan sikap belajar positif inilah kita dapat bertambah cerdas sesudah mengalami suatu peristiwa, yaitu pengalaman kita jadikan sebagai guru. Pengalaman, katanya, adalah guru terbaik.

/*6. Membangun sikap yang rendah hati*./
Air selalu mengalir ke tempat yang rendah, demikian pula hikmat dan pengetahuan mengalir menuju hati yang rendah.

Sholat Dhuha

Bacaan Sholat Dhuha
Terdapat sebuah hadis yang menganjurkan untuk membaca surat As Syams pada rakaat pertama dan membaca surat Ad dhuha pada rakaat kedua. Hadis tersebut berbunyi:
صلوا ركعتي الضحى بسورتيها : (والشمس وضحاها) ، و (الضحى).
“Shalatlah dua rakaat dhuha dengan membaca dua surat dhuha, yaitu surat Was syamsi wadhuhaa haa dan surat Adh dhuha.”
Dalam riwayat yang lain terdapat tambahan: “Barangsiapa yang mengamalkannya maka dia diampuni.”
Hadis di atas diriwayatkan oleh Ar Ruyani dalam Musnad¬-nya dan Ad Dailami (2:242) dari jalur Musyaji’ bin ‘Amr. Hadis ini juga disebutkan oleh Al Hafidz Ibn Hajar dalam Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari dan tidak dikomentari. Beliau hanya menyatakan bahwa bacaan surat tersebut ada kesesuaian bacaan dengan shalat yang dikerjakan. Namun yang benar, hadis di atas adalah hadis palsu. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Al Albani, beliau mengatakan: “Hadis ini palsu, cacatnya ada pada Musyaji’ bin Amr. Ibn Ma’in berkomentar tentang Musyaji’: “yang saya tahu dia (musyaji’) adalah seorang pendusta.” (Silsilah Hadis Dhaif dan Palsu, hadis ke-3774).
Hadis ini juga didhaifkan oleh Al Munawi dalam Faidlul Qodir dengan alasan adanya perawi yang bernama Musyaji’ bin Amr. Imam Ad Dzahabi dalam Ad Dlu’afa’ mengatakan dengan menukil perkataan Ibn Hibban: “Dia memalsukan hadis dari Ibn Lahi’ah dan dia adalah dhaif.” (Faidlul Qodir, 4:201).
Dari dua penjelasan ini, dapat diambil kesimpulan dengan yakin bahwa hadis yang menganjurkan shalat dhuha dengan bacaan tertentu adalah hadis dhaif. Artinya tidak ada anjuran untuk mengkhususkan shalat dhuha dengan bacaan tertentu, baik di rakaat pertama, rakaat kedua, maupun doa setelah shalat dhuha.
Dalam masalah ini, terdapat satu kaidah terkait masalah ibadah yang penting untuk diketahui:
“Membatasi setiap ibadah yang sifatnya mutlak dengan tata cara tertentu –misalnya waktu, tempat, bacaan, jumlah, dan yang lainnya- tanpa ada keterangan dalil yang shahih termasuk salah satu bentuk bid’ah.” (Qowa’id Ma’rifatil Bida’, Hal. 52)
Karena hadis yang dijadikan dalil untuk menetapan dua surat di atas adalah hadis palsu maka tidak selayaknya dijadikan pegangan untuk mengkhususkan bacaan tertentu dalam shalat dhuha. Karena hadis palsu bukanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sementara mengkhususkan bacaan tertentu untuk ibadah yang sifatnya umum (tidak ditentukan bacaannya) padahal tidak ada dasarnya, termasuk salah satu perbuatan bid’ah. Wallahu a’lam.
As Syaikh Ibn Baz rahimahullah pernah ditanya tentang bacaan surat As Syamsi dan Ad dhuha ketika shalat dhuha. Beliau menjawab:
“Adapun yang sesuai sunah, engkau membaca surat yang mudah menurutmu setelah membaca Al Fatihah. Dalam bacaan tersebut tidak ada batasan tertentu, karena yang wajib hanya Al Fatihah sedangkan tambahannya adalah sunah. Maka jika setelah Al Fatihah engkau membaca surat As Syamsi, Al Lail, Ad dhuha, Al Insyirah, dan surat-surat yang lainnya, ini adalah satu hal yang baik.” (Majmu’ Fatawa dan Maqalat Ibn Bazz, 11).

Doa setelah sholat dhuha

ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHALIHIN.


Surat asy syams

Waalsysyamsi wadhuhaahaa, waalqamari idzaa talaahaa, waalnnahaari idzaa jallaahaa, waallayli idzaa yaghsyaahaa, waalssamaa-i wamaa banaahaa, waal-ardhi wamaa thahaahaa, wanafsin wamaa sawwaahaa, fa-alhamahaa fujuurahaa wataqwaahaa, qad aflaha man zakkaahaa, waqad khaaba man dassaahaa, kadzdzabat tsamuudu bithaghwaahaa, idzi inba'atsa asyqaahaa, faqaala lahum rasuulu allaahi naaqata allaahi wasuqyaahaa, fakadzdzabuuhu fa'aqaruuhaa, fadamdama 'alayhim rabbuhum bidzanbihim fasawwaahaa, walaa yakhaafu 'uqbaahaa.
 
SURAT AD-DHUHA 93 (11) AYAT 1-11 TEKT/LIRIK

 Audzubillahi minasyaitan nirrajim
Bismillahirrahmanirrahiim

1. Wadhdhuhaa
2. wallayli idzaa sajaa
3. Taa wadda'aka rabbuka wamaa qalaa
4. walal-aakhiratu khayrun laka mina l-uulaa
5. Walasawfa yu'thiika rabbuka fatardaa
6. Alam yajidka yatiiman faaawaa
7. Wawajadaka daallan fahadaa
8. Wawajadaka 'aa-ilan fa-aghnaa
9. Fa-ammaa lyatiima falaa taqhar
10.Wa-ammaa ssaa-ila falaa tanhar
11.Wa-ammaa bini'mati rabbika fahaddits
 
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

1.  Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
2.  dan demi malam apabila telah sunyi,
3.  Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu ,
4.  dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan .
5.  Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.
6.  Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.
7.  Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung , lalu Dia memberikan petunjuk.
8.  Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
9.  Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
10. Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.
11. Dan terhadap ni'mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).

Al kafirun

Qul yaa ayyuhaa alkaafiruuna, laa a'budu maa ta'buduuna, walaa antum 'aabiduuna maa a'budu, walaa anaa 'aabidun maa 'abadtum, walaa antum 'aabiduuna maa a'budu, lakum diinukum waliya diini

Rabu, 08 Mei 2013

CARA MENGGUNAKAN KOMPAS GEOLOGI

 Kompas geologi banyak macamnya, di antaranya tipe Azimuth dan tipe Kuadran. Tipe Azimuth punya skala dari 0-360°, sedangkan tipe Kuadran punya 4 kuadran yang masing-masing besarnya 90°. Kompas geologi yang biasa dipakai di Indonesia biasanya tipe Azimuth. Beginilah bentuk kompas geologi.
Photobucket
Photobucket

Untuk mengukur strike:
1. Carilah bidang batuan yang agak rata (agar lebih rata, kamu bisa memakai papan clipboard sebagai alas).
2. Tempelkan sisi W (WEST) badan kompas ke bidang batuan dengan lengan kompas searah strike.
Photobucket

3. Geser-geserlah sampai gelembung udara pada level bulat (bull's eye level) tepat di tengah.
Photobucket

4. baca derajat yang ditunjukkan jarum utara (yaitu jarum yang menunjuk ke utara ketika kamu menghadap utara).

Untuk mengukur dip:
1. Tempelkan sisi E (EAST) badan kompas ke bidang batuan dengan lengan kompas tegak lurus strike.
Photobucket

2. di bagian belakang kompas ada tuas kecil untuk memutar level tabung (clinometer level). Putarlah level tabung sampai gelembung tepat di tengah.

3. baca derajat yang ditunjukkan derajat klinometer (ingat, derajat dip maksimal 90 derajat).
Photobucket